Rabu, 15 Agustus 2012

nasib mushalla alfurqon

saat ini aku tinggal di bukittimah kecamatan dumai selatan kota madya dumai propinsi riau. tak jauh dari rumah sekitar 500 meter ada mushalla atau tempat ibadah orang muslim. tahun inilah aku aktif tinggal di sini sebelumnya sering di duri masih di propinsi yang sama.

apa yang menjadi hal menarik buat ku adalah mushalla yang ingin menjadi mesjid ini selalu banyak mendapat tantangan diantaranya: pengurus mesjid kurang diminati oleh jemaahnya mungkin sentimen masyarakat. adalagi persoalan biaya atau uang masuk mushalla tersebut.

pada bulan romadhon ini sedihnya lagi adalah ustaz-ustaz sering tidak datang untuk memberikan ceramah. padahal jemaah butuh siraman rohani. yang sangat disesalkan adalah ustaz yang sering dibayar mahal disuatu tempat paling sering tidak hadir di mushalla ini.

Kamis, 24 Februari 2011

the concept of a true teacher (6)

understanding the real teacher

teacher.
only human, but precious
only human, but weak

teacher ..
make people smart, but her son did not
make an honorable man, but sometimes barren

teacher ..
rule maker, but sometimes violate
assertiveness maker, but unstable

noble teacher is a teacher straight, strict teachers, teachers do not receive gifts
noble teachers are well-respected teacher, teacher discipline, teachers whose salary was never neglected.

Senin, 22 November 2010

Aku Guru kehilangan harga diri di sebuah kota Indonesia


1. Makna kehilangan harga diri bagi guru

Jika seorang manusia mati karena uang 100 perak bagi aku itu biasa, karena yang membuat orang hidup bukan karna uang banyak atau karena uang 100 rupiah – tapi berapa besar harga sesungguhnya dari nilai uang tersebut. Uang 100 sesungguhnya sama dengan uang 5 triliun yang bisa menghidupi 7 keturunan. Sesungguhnya uang 100 rupiah itu tersimpan makna multilingual.

Begitu juga dengan kejadian pembunuhan pertama di dunia yang dilakukan oleh anak Nabi Adam – Habil dan Qabil. Karena memperebutkan wanita idaman mereka lalu membunuh padahal mereka satu darah yaitu ayahnya nabi Adam yang melahirkan anak kembar sepasang. Namun sesuai aturan mereka bahwa jika D dan E adalah kembar maka D kawin dengan G dan E kawin dengan F artinya kawin silang.

Dua cerita di atas pernah kita dengar, cerita pada paragraph pertama mungkin kita saksikan sendiri sebagai tetangga yang membuat kita berasumsi semurah itukah nyawa manusia?

Dr. Stward penulis buku Berjiwa Besar mengatakan bahwa yang membuat orang pembuhan adalah karena tidak dihargai, kalau boleh aku berikan tambahan yaitu tersinggung, diremehkan, dihina, dikucilkan, tidak disapa, tidak diberi senyum, melanggar perjanjian. Dan seterusnya.

Intinya adalah bukan penyebab orang membunuh tapi cara menghargai (kehilangan harga diri) yang salah terjadinya pembunuhan. Karena adalah gila manusia menjual nyawa seharga 100 rupiah, gila manusia menjual nyawa karena wanita cantik padahal wanita cantik itu banyak. Dan sebagainya.

Lalu apa makna kehilangan harga diri bagi guru?

Bagi ku maknanya adalah pada saat guru dari zaman nenek moyang nabi adam sampai manusia penutup zaman, status guru, profesi guru, apapun yang melekat dengan jabatan sebagai guru wajib di hargai.

Bentuk penghargaan baginya adalah dengan cara penghormatan yang hakiki meliputi:

1. disegani oleh siswa

2. disegani oleh orang tua siswa

3. disegani oleh pemerintah

4. disegani bangsanya sendiri

5. Negara mengakui sebagai profesi amat penting

6. Negara menjamin masa depan dan kesejahteraannya

7. Negara melindungi hak-haknya

Lalu maknanya apa? Makna kehilangan harga diri bagi guru adalah Guru saat ini tidak memiliki 7 point penghormatan hakiki tersebut. Bagaimana menurutmu wahai para guru?

2. Mengapa dirasakan kehilangan harga diri

Kehilangan harga diri itu sebetulya sama dengan mayat berjalan itu adalah menurut akal sehatku. Bagaimana tidak! Orang gila adalah orang yang kehilangan harga diri selain masalah pada otaknya. Adalah manusia yang tak dihargai lagi. Adalah manusia menunggu kapan ajal menjemput. Itu juga adalah makna kehilangan harga diri.

Saat – saat kehilangan harga diri ada beberapa contoh kasus yang ku alami, sejak tahun 2005 sampai tahun 2010 di suatu sekolah di kota Negara ku sendiri. Mengapa ku rahasiakan semua ini? Karena bagiku menyebutkan identitas yang sesungguhnya adalah berbahaya bagi masa depanku dan keluargaku.

Tentu saja garis besarnya ada pada 7 point di atas yang akan dijelaskan dalam tulisan berikut ini:

a. Saat guru masuk mengajar kelas

Perbedaan ruang kerja guru adalah perbedaan kenyamanan antara ruang pengurus surat menyurat. Kelas sebagai tempat bekerja guru diabaikan. Guru tak nyaman siswa pun menerima ilmu dari guru lebih tak nyaman.

b. Lebih tegas siswa dari guru

Coba anda bayangkan jika guru menangkap basah siswa yang sedang membuat PR, mencontek, melawan kata-kata guru atau bahkan dengan sikapnya yang tidak sopan, ternyata ketegasan guru dan daya seorang guru adalah hatinya yang berkecamuk membunuh diri sendiri.

Jika membuat suatu ketegasan yang ada hanya dinasihati oleh atasan yang disuntik oleh orang tua siswa. Guru sama dengan banci,

Ada lagi jika ada pengumuman dari guru yang ditempel di madding yang membuat siswa tidak puas lalu dirobek oleh siswa dan Nampak oleh guru, ada guru yang membiarkan karena mental beraninya telah diputus oleh sikap tegas siswa.

c. Kekuatan guru seperti diadu domba sang belanda (adu domba siswa)

Jika di sekolah anda ada guru yang disenangi dan ada guru yang dibenci siswa, menurut pikirku itu adalah suatu keberhasilan politik adu domba siswa terhadap gurunya. Mengapa siswa berani melakukan itu. Karena di dunia ini yang abadi dan yang paling memuaskan adalah terpenuhinya satu kepentingan. Siswa memiliki kepentingan lulus dari aspek penilaian. Siswa memiliki kepentingan memperoleh ilmu dari aspek kebutuhan. Siswa memiliki kepentingan berbuat curang dari aspek cepat memiliki ijazah.

Adu domba siswa adalah memberikan sikap sempurna sebagai manusia pada saat gurunya tidak pemarah, tidak tegas, bisa dibeli dengan pemberian kue, dan lain sebagainya. Dan pada guru yang berbalik dari sikap tersebut maka sikap siswa pun menjauh. Ini adalah bentuk adu domba antara guru penegak peraturan dengan guru mata-mata siswa. Sehingga jelas terbagi dua kubu guru yaitu kubu disayangi dan kubu dibenci siswa.

Bukankah sebenarnya obat adalah yang membuat sembuh yang biasanya pahit? Bukankah segala macam dosa itu enak dilakukan. Bukankah melakukan kebaikan itu amat sulit? Bukankah jujur itu sulit? Bukankah tidak mencontek itu adalah usaha sulit guna membagi waktu di rumah dan mengeluarkan energy untuk belajar?

Dari pertanyaan tersebut adalah menggambarkan bahwa sebenarnya guru adalah guru yang jauh dari selera siswa – yaitu guru yang dibenci. Jika ada guru yang disenangi karena bisa diatur dan diadu oleh siswa itu bukanlah guru.

d. Guru iba dengan orang tua

Pada kenaikan kelas terasa berat beban di kepala ku. Karena isi rapat adalah berapa siswa yang harus ditinggalkan dan berapa siswa yang dikasihani.

Menariknya lagi bahwa isi rapat kenaikan kelas adalah rapat hearing pendapat kepala sekolah. Jadi actually, process meeting itu adalah scenario belaka. Ending nya adalah bagaimana rasa iba guru itu wajib ada pada orang tua siswa. Sehingga muncul istilah “ bagaimana pula seandainya itu adalah anak kita sendiri” memang berat pertanyaan itu.

Karena ketika anak ku sakit aku sanggup meninggalkan tugas kerja. Itu artinya kerja nomor dua, anak nomor satu. Tapi bagiku membuat anak tinggal kelas pada tingkat kemampuannya yang rendah adalah kehormatan yang reality. Mengajarkan siswa bahwa hidup ini keras penuh usaha tenaga dan pikiran menghabiskan waktu untuk naik ke grade berikutya.

Iba seperti itu adalah kehilangan harga diri bagi guru.

e. Nilai ujian nasional harus baik

Jika memang tidak mampu kenapa harus dipaksakan. Impossible anak baru lahir dibaptis sebagai pelari nasional. Impossible semua anak harus lulus, padahal kita tahu bahwa teori perbedaan antara siswa yang satu dengan yang lain baik secara psikologis, physic, maupun genetical. Mengapa harus ada pemaksaan. Bukankah itu melanggar Hak azazi manusia?

Secara teori orang yang mampu di dunia ini adalah orang pekerja keras, orang yang sukses adalah orang yang berilmu dan mengamalkannya. Orang yang masuk syurga adalah orang yang di ridho tuhannya. Sehingga muncul teori piramida. Semakin runcing piramida semaki sedikit orang yang hebat di dunia ini. Dan yang banyak adalah orang-orang biasa yang pemalas. Ditengah piramida adalah golongan orang-orang menengah alias abu-abu.

Celakanya ada oknum pejabat pemerintah daerah yang ingin dipuji oleh atasannya sebagai orang hebat, sebagai pemimpin penerima berbagai anugerah dari Negara dengan cara haram.

Bagaimana haram? “mau tak mau daerah kita harus 100% lulus ujian nasional. Tujuannya apa? Tujuan politik nama diri, nama daerah, bonus keuangan dan lain sebagainya. Alhasil melahirkan bangsa bodoh, bangsa pemalas, bangsa penipu, melahirkan bangsa pemalak, melahirkan bangsa penyuap, melahirkan bangsa corrupt.

Dosa siapakah ini? Dosa pemimpin karena ingin mendapatkan nama diri, dosa guru karena tidak sanggup melawan kesalahan didepan mata, padahal guru itu bersifat massal. Guru seperti itu adalah manusia lemah intelektual. Karena ada suatu profesi yang dianggap rendah tapi memiliki kekuatan menjaga martabatnya. Jawabnya ada dibenak anda, apapun itu.

f. Bayangkan jika guru belajar di tempat murid

Adalah bangsa bahalol jika mau belajar sama murid kita. Maksudnya begini, jika satu Negara pernah belajar ke Negara kita artinya kita tidak mengakui lagi kehebatan bangsa kita sendiri. Lebih cinta made in bla-bla, dari pada made in Indonesia.

Tapi bagaimana pula dengan made in Indonesia yang kualitasnya tidak bagus? Nah ini dia dilemma bangsa yang rumit. Serahkan saja soal itu kepada ahli bangsa dan pakarnya. Yang penting mulai sekarang putuskan mata rantai benalu di negeri ini. Bravo pemuda pemutus mata rantai yang salah.

Bangsa ku belajar lah di negeri sendiri yang pelit dengan nilai. Karena pelit nilai itu adalah kualitas sesungguhnya. Mudah memberikan nilai adalah kesenangan kamuflase, pembunuh berdarah dingin, politikus ulung penipu tak nyata.

Bangsaku carilah sekolah yang berani meninggalkan anak bangsa meskipun itu anak presiden. Karena pada saat anak bangsa ada di sekolah dia bukan anak presiden dia adalah anak dari orang tua siswa. Meninggalkan anak bangsa pada tingkat tertentu adalah keputusan jujur. Actually keputusan jujur adalah memberikan makanan pada perut yang menginginkannya. Perut yang sudah tak mampu menampung makanan lagi dipaksakan menerima makanan sama saja membunuh masa depan anak bangsa.

g. Negara menjamin pentingnya profesi guru?

Entahlah… benar atau tidak. Di media massa dan media elektronik bahkan di lapangan ditemukan bahwa profesi guru tidak penting, profesi guru sama dengan buruh biasa, buruh harian lepas, mudah diangkat dan mudah diberhentikan.

Jika profesi guru itu penting maka pengangkatannya harus lebih selektif. Jika diberhentikan, dimutasi dan menuju jenjang karir tertentu juga harus obyektif. Itu baru profesi guru setara dengan karyawan perusahaa swasta yang gajinya USD 1500 atau mapan beli apa yang diinginkan.

Bayangkan saja terjadi penamparan guru terhadap siswanya yang kurang ajar kemudian dimutasikan, dipenjarakan dan diberhentikan. Aku bukan pembela guru like that. But I am agree like that, because…

Karena istilah tampar itu sebenarnya banyak makna psikologis. Ketika seseorang ditemani banyak setan, iblis dan manusia pengganggu lainnya, menampar dan melakukan hubungan pisik adalah penyadar otak yang kehilangan kesadaran. Bayangkan jika tentara dilatih hanya dilatih dengan senyum, kata-kata yang ada hanya melahirkan tentara pembangkang. Lahirlah tentara pembuat Negara baru. Diperlukan bimbingan pisik jika diperlukan.

Yang diperlukan setelah bimbingan pisik adalah tanggung jawab jika terjadi pengurangan kesehatan anggota tubuh. Dan bimbingan pisik itu diperlukan bagi siswa yang sulit diberikan bimbingan lisan dan bahasa tubuh. ingat mental pemberani jika diberikan kata provokatif dan tamparan. Tamparan bukan berarti melawan Hak azazi manusia selagi masih dalam tingkat kewajaran.

Dengan terjadinya kasus memenjarakan guru, memutasikan dan memberhentikan guru hanya karena melakukan bimbingan pisik, maka Negara / hukum belum menganggap guru sebagai profesi penting.

h. Guru belum sejahtera

Apa ukura sejahtera? Jika masih ada guru memikirkan bagaimana makan besok, membeli sepeda motor, membeli mobil dan membeli rumah ditambah pula biaya kesehatan yang mahal, bagaimana biaya kuliah anaknya nanti, itu lah ukuran guru belum sejahtera

Guru yang sejahtera itu adalah guru yang setara gajinya dengan karyawan perusahaan swasta yang bernilai minimal USD 1500. Sehingga tidak memikirkan kebutuhan pokok dan kebutuhan yang melekat dengan profesinya sebagai pencerdas bangsa. Suatu pekerjaan yang paling tinggi di dunia setelah pekerjaan memimpin negeri.

i. Hak guru di kebiri

Mengajar dengan nyaman, mendidik dengan tegas, menghukum tanpa perbedaan, menilai dengan logika itu adalah hak guru yang factual tapi praktiknya apa?

Hak guru seperti itu tak ku temui. Yang ada mengajar kepanasan, diatur oleh pengatur yang tak pandai mengajar, saat mendidik sudah ketakutan lebih dahulu, karena pernah menjalankan aturan jika terlambat siswa dan guru diluar pagar dan pagar dikunci, yang terjadi adalah siswa yang banyak itu dan gurunya mendemo piket. Alhasil jadi lah sekolah luar biasa, apa sekolah luar biasa? Sekolah yang membuat aturan sekolah itu pula yang memperkosa peraturan. Tomat makan tomat.

Satu lagi memberikan nilai dengan iba, kasihan, anehnya jika siswa duduk rapi, diam dan menghargai guru, siswa seperti itu sudah memiliki nilai 60 di buku penilaiannya. Murah kali nilai di sekolah ini. Tahukah anda mengibarkan bendera di negeri ini melalui perjuangan nyawa untuk anak dan cucu bangsa. Aneh jika bangsa pintar adalah bangsa manja.

Hak guru seperti ini harus dilindungi dengan undang-undang sehingga tercapailah tujuan pendidikan nasional: mencerdaskan kehidupan bangsa, mandiri, menjadi tuan di negeri sendiri.

3. Organisasi apa yang terlibat

Apalah arti organisasi keguruan? Yang ku ketahui adalah setiap hari guru dibuatlah perlombaan, upacara dan kata sambutan oleh pimpinan yang berkepentingan tentang hari guru.

Pernah dikatakan oleh guru senior katanya jika naik pesawat dapat diskon, masuk rumah sakit berkelas di diskon yang semua itu rata-rata 30% sampai dengan 50%. Memuaskan

Itu saja yang ku dengar fungsinya jika guru masuk organisasi keguruan. Entah ya atau tidak, tapi kepercayaan itu pudar ketika dilapangan ku temui politisasi oknum pejabat bisa memindahkan guru, memenjarakan dan memberhentikan guru, pada saat organisasi itu harus muncul kepermukaan eh.. malah di dikte oleh oknum tersebut. Organisasi seperti ini menurut hematku adalah organisasi simbolis, formalitas.

Pikirku organisasi yang dimiliki guru harus independen, tempat mengadu, tempat masa depan, tempat kemudahan bagi kepentingan guru. Dan sebuah organisasi berfungsi lebih sekedar bank, lebih sekedar asuransi, lebih sekedar transportasi, dan bernilai lebih jika tidak masuk ke dalam organisasi tersebut. Artinya amat rugi jika tidak masuk dari bagian organisasi keguruan.

4. Intervensi Ham dan Komisi anak Indonesia

Yang membuat guru tidak bebas adalah ham dan komisi anak Indonesia. Disatu sisi dua ikon ini penting dan di satu sisi senjata bagi orang tua siswa dan siswa itu sendiri.

Kena sentuh sedikit siswa, jika siswa tidak puas dan tidak senang dan kemudian melapor hal ini amat merugikan guru. Baik financial, nama baik, mental dan pergaulan guru itu sendiri.

Terlebih menampar, padahal tidak semua siswa bisa dididik dan di ajar secara lisan dan body language. Secara teori manusia itu berbeda. Sedangkan satu tali darah pun terjadi perbedaan. Ada yang bertipe keras dan ada yang berkarakter halus. Jika berkarakter baik dan halus tidak mungkin guru membimbing dengan pisik, paling dengan tatapan mata saja siswa sudah paham apa yang diinginkan gurunya.

Kalau berwatak keras tidak mungkin metode berkarakter halus akan efektif. Maka para ahli mengatakan the right man on the right place. Sesuai kondisi, sesuai sifat, sesuai genetical. Tidak mesti sama metode pendidikan itu.

Prilaku – prilaku tersebut bagi guru saat ini mengancam kebebasan mendidik dan mengajar. Yang ada dibenak dan dipikiran sebagian guru termasuk aku, ya… sudah datang, mengajar dan cari aman. Maksud cari aman adalah mau jadi apa siswa, mau berbuat apa siswa, yang penting jangan berurusan dengan kebenaran. Tulikan telinga, butakan mata dan masa bodoh. Yang penting gaji ada tiap bulan.

Guru seperti apa aku?

Selamat hari guru 2010